PTN DAN PTS: SAMA-SAMA JADI PERUSAHAAN?

The Collage Investor

"...Maka baik PT yang diselenggarakan negara maupun yang diselenggarakan masyarakat negara akhirnya menjadi perusahaan."

Di Nederland yang boleh menjadi mahasiswa hanya lulusan sekolah VWO (VoorbereidenWetenschappelijik Onderwijs) atau gimnasion. Semua lulusan VWO berhak menjadi mahasiswa di Universitas mana saja. Hanya untuk program studi yang tempatnya terbatas, cara memasukinya dilakukan menggunakan undian. Tidak melalui ujian saringan masuk karena bertentangan dengan konsep bahwa lulusan VEO siap mengikuti pendidikan akademik. Alasannya karena siswa VWO telah melalui seleksi ketat. Yang tidak lolos harus masuk ke sekolah lanjutan jalur no-akademik. Dari jalur non-akademik lulusannya tidak memenuhi syarat untuk menjadi mahasiswa, baik di Universitas ‘publik’ maupun Universitas ‘swasta’.


Karena itu mutu akademik Universitas ‘publik’ (yang diselenggarakan negara) dan Universitas ‘swasta’ yang diselenggarakan sebagian masyarakat tidak berbeda. Di Universitas swasta tambahannya hanya muatan khusus yang biasa berkaitan dengan napas agama. Karena itu setiap mahasiswa yang belajar di Universitas publik maupun swasta membayar uang kuliah yang sama, karena baik Universitas publik itu maupun Universitas ‘swasta’ mendapat subsidi yang sama besarnya dari pemerintah untuk setiap mahasiswa yang diasuhnya. Subsidi yang sama ini dilatarbelakangi alasan bahwa yang menjadi mahasiswa di kedua jenis Universitas itu sama-sama warga negara Belanda. Menurut undang-undang setiap negara punya hak dan kewajiban yang sama. Karena itu besarnya uang kuliahnya dan besarnya subsidi untuk mahasiswa yang sama, apakah orang tua mahasiswa itu kaya atau miskin, karena persoalan kaya atau miskin ditampung di beban pajak penghasilan dan kekayaan.

Di Amerika Serikat Universitas tertua diselenggarakan masyarakat. Tentu saja yang dapat menuntut ilmu di situ hanya yang didukung dana yang kuat. Universitas pada ketika itu seakan-seakan tertutup bagi orang kebanyakan. Sampailah saatnya Akta Morril disahkan di pertengahan abad kesembilanbelas, Akta ini memungkinkan negara bagian menghibahkan lahan-usaha yang sekaligus menjadi tapak bagi suatu Universitas atau kolesse yang dinamakan ‘Land-Grant Collage’. Biaya penyelenggara perguruan tinggi itu ditutupi dari hasil usaha yang dilakukan di atas lahan itu. Beruntuglah misalnya University of Texas karena di lahan hibahnya ditemukan minyak bumi. Kilang minyak pertama yang dimiliki universitas itu sekarang menjadi hiasan di gerbang masuk ke kampus Austin.

Ada dua jenis uang kuliah yang  dikenakan terhadap mahasiswa land-grant collage. Mahasiswa yang lahir di negara bagian tempat kolej itu bertapak dan mereka yang orangtuanya membayar pajak penghasilan di negara bagian itu membayar uang sekolah yang disubsidi negara bagian. Mereka yang berasal dari luar negara bagian termasuk mahasiswa Indonesia harus membayar selain uang kuliah itu juga sejumlah biaya tambahan yang cukup tinggi dan disebut out-ofstate tuition karena tidak disubsidi negara bagian.

Adanya universitas land-grant menyebabkan anak muda mampu mengadakan gerakan sosial vertikan. Seorang guru besar anggota National Academy of Science di Releigh NC mendapat B.S animal science di land grant collage. Setelah itu ia diwajib militerkan dan menjadi anggota korps komando angkatan laut amerika serikat. Beruntung bom atom jatuh ketika pasukannya sedang diangkut menuju Okinawa dan perang selesai. Akhirnya ia menjadi anggota tentara pendudukan dan mendapat didemiliterisasi dengan baik. Situs veteran membuatnya memenuhi syarat mendapat beasiswa pascasarjana. Jadilah ia bergelar Ph. Di Iowa state university. Kemudian istimewa yang disponsori perusahaan rokok terkenal, di almamater pertamanya.

Dari ‘farm boy’ ia menjadi ilmuwan internasional, berkat subsidi bera uang kuliah pada peringkat S-1 dan beasiswa negara pada peringkat pascasarjana. Kejadian seperti ini lazim terjadi sehingga dengan tembusnya berbagai lapisan masyarakat itu setiap lapis bukan monopoli sebagian lapisan punya keluarga di lapisan masyarakat yang tertutup…

Apa yang terjadi sekarang di Indonesia? Dengan dalih bahwa semua mahasiswa PTN berasal dari kelas atas, subsidi untuk mahasiswanya dihapus melalui perubahan status Universitas negeri menjadi beban hukum yang harus mencari biaya operasionalnya sendiri. Sama halnya dengan PTS yang kehidupannya sangat bergantung dar revenue uang kuliah. Hal ini akan berakibat bahwa pada masa yang akan datang hanya anak orang berada mampu menjadi mahasiswa. Terbentuklah kelas akademikus yang terisolasi atau mengisolasikan dirinya dari lapisan lain masyarakat.

Untuk kita ingat bersama, UUSPN sesungguhnya tidak mengenal Universitas negeri dan Universitas swasta. Yang ada hanyalah Universitas yang diselenggarakan negara dan Universitas yang  diselenggarakan masyarakat. Salah satu tujuannya adalah menghasilkan manusia cendikia Indonesia yang menghasilkan manfaat bagi seluruh masyarakat. Karena setiap warga negara berhak mendapat pengajaran (sesuai dengan kemampuan dasarnya), setiap manusia Indonesia yang berkelayakan akademik sama seharusnya mendapat subsidi yang sama besarnya untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi mana saja di tempat mana saja, yang mutu akademiknya memenuhi syarat.

Upaya memeratakan mutu akademik perguruan tinggi  sudah dimulai dengan adanya akreditasi. Namun, upaya membakukan mutu masukan mahasiswa ke perguruan tinggi belum ada. Setiap orang bisa menjadi mahasiswa walaupun kelayakannya sebenarnya di bawah ambang karena dengan sudah orang dapat mendirikan perguruan tinggi yang tujuannya memperbesar daya tampung tetapi dalam praktek adalah upaya mencari nafkah. Karena itu mutu akademik PT akan tetap beragam dan adalah mustahil bagi pemerintah memberikan subsidi  yang sama besarnya bagi semua mahasiswa di semua PT. Maka baik PT yang diselenggarakan negara maupun yang diselenggarakan masyarakat negara akhirnya menjadi perusahaan.


~ Andi Hakim Nasoetion


Sumber: Buku berjudul “Pola Induksi Seorang Eksperimental”,IPB PRESS



Post a Comment

0 Comments