“..Setiap
keluarga hanya diperkenankan memiliki paling tinggi Rp.3000 dan bagi yang tidak
berkeluarga Rp.1000...”
goodnewsfromindonesia.id |
Sejak
akhir pemerintahan Jepang sampai masa awal berdirinya negara Republik
Indonesia, keadaan ekonomi Indonesia mengalami kehancuran. Pada saat itu,
inflasi yang hebat menimpa negara Republik Indonesia yang baru berumur beberapa hari.
Sumber inflasi tersebut adalah beredar-nya mata uang
rupiah Jepang secara tak terkendali. Jumlah ini semakin bertambah ketika
pasukan sekutu berhasil menduduki beberapa kota besar di Indonesia dan menguasai
bank-bank. Dari bank-bank itu diedarkan uang cadangan berjumlah 2,3 miliar
rupiah guna membiayai operasi-operasi militer dan menggaji pegawai dalam negeri
mengembalikan pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia.
Pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima sekutu
mengumumkan berlakunya uang NICA sebagai pengganti uang Jepang. Pemerintah Indonesia
menolak penggunaan uang itu dan menyatakan uang NICA bukan alat pembayaran yang
sah di dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Selanjutnya, pemerintahan
pada bulan Oktober 1946 mengeluarkan uang kertas Republik Indonesia yang
terkenal dengan nama Oeang Repoeblik Indonesia atau ORI untuk mengganti uang
kertas Jepang yang sudah sangat merosot nilainya.
Nilai tukar uang Jepang dengan uang ORI ditentukan
bahwa setiap 1000 uang Jepang ditukar dengan 1 rupiah uang ORI. Setiap keluarga
hanya diperkenankan memiliki paling tinggi Rp.3000 dan bagi yang tidak
berkeluarga Rp.1000.
Penyusun:
-
Drs.
Bambang Suteng S, M.Si dkk.
Penerbit, tahun terbit:
-
Erlangga,
2006
0 Comments