Parlingungan
Marpaung
Petinju Mohammad
Ali ternyata tidak hanya dikenal sebagai “Si Mulut Besar”, namun memiliki jiwa
besar dan kecintaa ter-hadap sesama. Disebut “Si Mulut Besar” Karena setiap
kali Ali naik ring, dia selalu memotivasi diri dengan kalimat-kalimat testimoni
yang dapat membagikan semangat, seperti “saya hebat”, “saya mampu bertanding
dengan baik! Saatnya saya menjadi yang terbaik!” terkesan sombong, tapi itulah
metode yang dilakukan Ali sebelum ronde pertama dimulai. Bahkan, masa mudanya
Ali memang terkenal betu-betul sombong.
Sebelum cerita
(atau semacam anekdot saja untuk menggambar sifat Ali yang asli) mengisahkan
berikut ini. Ketika naik pesawat menuju kota suatu kota, tiba-tiba pesawat
mengalami goncangan Karena melewati cuaca buruk. Semua penumpang diminta untuk
kembali ke tempat duduk dan mengenakan sabuk pengaman, kecuali Ali. Melihat
kondisi demikian, pramugari dating menghampiri Ali mengenakan sabuk pengaman
demi kesalamatan Bersama. Permintaan sang pramugari dijawab oleh Ali, “Superman
tidak perlu menggunakan sabuk pengaman!”.
Kesal mendengar
jawaban Ali, si pramugari menjawab ketus, “Superman tidak perlu naik pesawat!”.
Seiring dengan
bertambahnya usia, teman-teman pergaukan yang bertambah luas, serta tingkat
kematangan berfikir, membuat kesombongan Ali menjadi kerendahan hati dan
berjiwa besar. Lain di atas ring, lain pula dalam kehidupan sehari-seharinya.
Hingga saat ini, meskipun Ali harus berjuang melawan penyakit kronis
Parkinsonnya, dia tetap menjalankan misi sosial kemanusiaannya.
Suatu kali, Ali
berjalan-jalan didaerah kumuh di Distrik Harlem New York, yang diikuti para
pengawal dan wartawan. Ketika berjalan, Ali bertemu seorang pengemis
(gelandangan) yang meminta sedekah darinya. Setelah meminta agar rombongannya
menjauh, akhirnya Ali berjongkok dan bercakap-cakap dengan sang pengimis.
Setelah memberi uang, Ali pun meniggalkan daerah kumuh tersebut. Hal ini yang
membeuat penasaran para wartawan yang mengirina.
Seorang wartawan
sengaja agak menjauh dari rombongan Ali, dia bermaksud menyatakan apa saja yang
dikatakan Ali tadi. Ketika ditanya bagaimana pendapat pengemis tentang sebutan
“Ali yang terbesar” (Ali The Greats), pengemis hanya mengatakan, “Ali memang
sangat hebat dan sangat baik!” mengatakan demikian, apakah Karena uang yang
telah diberikannya?. Pengemis itu mengelengkan kepala, sambal berkata, “Bukan,
Ali hanya bertanya mengapa saya terdampar disini sebagai pengemis. Lalu saya
menceritakan jalan hidup saya, saya melihat mata Ali berkaca-kaca dan ada
genangan air mata di pelupuk matanya. Dia memang hebat. Ketika ku menangis
dihadapannya, dia menangis untukku!.
***
Menangislah dengan
orang yang menangis, tertawalah dengan orang yang tertawa. Hal itu berarti
menunjukkan sikap empati dan kebesaran hati ketika berhadapan dengan orang lain
yang sedang dirundung penderitaan.
Kebesaran hati
seseorang tidak diukur dari besarnya badan, tinggi jabatan, banyaknya harta
atau popularitas seseorang. Salah satu aspek yang menunjukkan kebesaran hati seseorang
adalah pada saat ia rela dan iklhas Bersama-sama dengan dengan orang yang tidak
beruntung untuk berbagi kasih dan kepedulian. Orang yang memiliki kebesaran
hati mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Inilah yang disebut
pengertian empati tersebut. Empati berasal dari Bahasa Yunani, em- dan pathein,
yang kata Yunani emphateia berarti suka dan kasih saying. Itulah sebabnya,
empati ini sebenarnya adalah upaya membuka perasaan seseorang agar semakin peka
dan tajam pada kondisi sosial dan emosional orang lain.
David T. Kyle,
Ph.D. mengatakan bahwa jika empati kuat, kita memiliki kapasitas tidak hanya
untuk memahami apa yang dirasakan atau yang dipikirkan orang lain, melainkan
juga akan mengalami senBecermin pada
dirisasi yang sama dengan yang dialami orang lain. Pada tingkat yang lebih
dalam lagi, orang tersebut dapat sepenuhnya menghubungkan dirinya dengan
seseorang; benar-benar merasakan sakit dan menderita seperti yang diderita
orang lain. Orang yang megalami duplikat dalam dirinya sendiri secara emosional
dan merasakan sensasi fisik yang sama seperti orang lain, dikenal dengan
sebutan empati.
Apa yang dilakukan
John Donne membuat kita merenungkan tentang arti keberadaan kita dengan sesame
“tidak ada manusia yang sama seperti sebuah potongan pulau, mampu memenuhi
seluruh kebutuhannya sendiri. Setiap orang adalah bagian dari sebuah benua,
bagian dari sesuatu yang lebih besar. Ketika tanah pesisir pantai mulai
terkikis oleh air laut, seluruh bagian yang lain akan ikut merasakan, “kita
adalah bagian dari komunitas manusia sesungguhnya tidak mampu hidup sendiri.
Sumber : Buku
dengan judul Life is choice”/MQS Publishing
0 Comments